|
Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Kata
Kunci : Unsur-unsur seni rupa, pertunjukan wayang kulit.
I. Latar berlakang
Seni
pertunjukan wayang kulit purwa merupakan hasil karya manusia yang telah ada
sejak berabad-abad lamanya dan bertahan hingga kini.Sebagai produk budaya asli
masyarakat Jawa seni pertunjukan wayang kulit sampai saat ini belum banyak
diketahui orang tentang asal
mulanya.Namun jauh sebelum era Erlangga,wayang digambarkan sebagai sarana
ritual dalam rangka penyembahan arwah nenek moyang atau upacara penyucian
terhadap noda dan dosa yang diperbuat oleh manusia (Ressens,1982:35). Adapun
mengenai asal mula bentuk Wayang Kulit Purwa menurut S.Haryanto bersumber pada
wayang relief yang terdapat pada candi Panataran di Jawa timur.Pola tersebut
hingga sekarang masih tetap di pertahankan oleh seniman-seniman Bali dan membuat
Wayang Kulit Bali.Lambat laun pola dasar dari Candi Panataran tersebut
berkembang.Di Jawa pola tersebut berubah bentuknya,dan mencapai puncak
kesempurnaannya pada zaman Kerajaan Mataram pada tahun 1586-1680(S.Hatyanto,1991:25).
Perubahan
bentuk dari zaman ke zaman disebabkan berbagai persoalan yang berkaitan dengan
pertunjukan wayang kulit itu sendiri.Salah satu penyebab utama teradinya
perubahan dalam pembuatan boneka wayang adalah munculnya ajaran Islam ditanah
Jawa yang dibawa ileh para Wali.Bentuk wayang yang realis mengalami perubahan
secara drastis berkaitan dengan adanya pandangan dalam ajaran Islam yang
melarang penganutnya membuat sesuatu yang menyerupai bentuk manusia.Namun
demikian bentuk wayang yang telah mengalami evolusi berates-ratus tahun,kini
telah memperoleh perwujudannya yang paling canggih dengan perwatakannya yang
dibawakannya berikut gaya stilasi serta segi-segi seni rupanya yang
lain.Mengenai periidisasi perubahan (evolusi) bentuk wayang kulit Purwa secara
kronologis dapat dituliskan secara berikut:
1. Zaman Pra Majapahit sampai menjelang abad
XIII.Pada zaman wayang masih berbentuk dekoratif tapi primitive,simbolik dan
spiritual.
2. Zaman Majapahit (1292-1478). Lahirnya wayang
Beber sebagai pendahulu wayang-wayang kulit pada masa itu masih berbentuk motif
watak dan pribadi tertentu.
3 Zaman Demak (1478-1546 )dan Zaman Pajang
(1546-1586) pada zaman-zaman ini bentuk wayang mulai berlubang ,yang ditatahkan
pada wayang kulit untuk menggambarkan mata,teling dan mulut yang baru di pengaruhi
olehkebudayaan Islam dan Cina.
4 Zaman Kerajaan Mataran (1586-1680) Pada
zaman ini wayang-wayang dilengkapi dengan tanga yang dapat digerakkan.
(S.Haryanto. 1991:30).
Keempat
periodisasi evolusi bentuk wayang diatas adalah merupakan hasil olah pikir dari
para perupa yang memiliki naluri seni yang tinggi hingga mencapai puncak bentuk
wayang sebagaimana yang nampak sekarang ini.Bila menyaksikan pertunjukan wayang
kulit Purwa maka kita sebenarnya telah di suguhkan beraneka ragam karya
seni.Karaya seni yang dimaksud adalah kolaborasi beberapa jenis kesenian yang
satu dengan yang lainnya saling mendukung,baik dari unsure seni music,seni
drama,seni sastra,.aupun unsure seni rupanya.
Menurut
hemat penulis bahwa meskipun terdapat beberapa unsure seni pada pertunjukan
wayang,akan tetapi unsure seni rupalah yang paling menonjol.Kehadiran unsure
seni rupa dalam pertunjukan wayang telah memberikan kontribusi yang cukup
banyakdalam menghidupkan suasana pertunjukan, baik dari segi bonekanya, bentuk,
wanda busana wayang, sunggingan, tatanan dan lainnya.Bentuk wayang merupakan
(pola) yang menentukan jenis tokoh wayang dan wandanya. Tatanan wayang
merupakan seni hias krawangan yang rumit dan indah yang sangat menarik di lihat
dari belakang wayang pada waktu pertunjukan.Sedangkan sunggingan wayang
merupakan pewarnaan yang beraneka ragam pada seluruh bagian wayang dengan
tehnik warna sususn (Ahmadi,1994 : 16-17). Hal senada disampaikan
Yudeseputro;bahwa pemakaian istilah seni rupa dalam pertunjukan wayang sebagai
karya seni,banyak mengandung unsure yang satu dengan yang lainnya saling
berkaitan dan tidak dapat begitu saja dipisah-pisahhkan,karna wayang merupakan
suatu manipestasi dari suatu multi seni (combined
arts).
|
Berkenaan
dengan hal tersebut diatas muncul pertanyaan.Unsur-unsur seni rupa apa saja
yang terdapat dalam kulit Purwa.
Sebelum
penulis membahas lebih lanjut mengenai unsur-unsur seni rupa yang terdapat
dalam pertunjukan wayang kulit Purwa terlebih dahulu akan dibicarakan batasan
mengenai kata seni rupa itu sendiri.Hal ini dimaksudkan agar lebih muda
memahami dan menghubungkan seni pertunjukan wayang kulit Purwa kaitannya dengan
unsure-unsur seni rupanya.
II. Unsur-unsur Seni
Rupa Dalam Pertunjukan Wayang Kulit
Purwa
Selanjutnya marilah meninjau lebih
khusus lagi unsure-unsur seni rupa dalam pertunjukan wayang kulit purwa
sekaligus memahami peranannya.Sebagai mana diketahui bahwa sebuah gubahan seni
rupa terdiri dari perangkat teraga dan tidak teraga.Perangkat teraga merupakan
unsure kasat mata dari seni rupa yang langsung dapat dinikmati oleh mata
penikmat antara lain: garis,warna,nada,tekstur,ruang,bentuk dan titik.Sedangkan
perangkat tidak teraga adalah perulangan unsur-unsur secara terus menerus dan
teratur. Perangkat tidak teraga ini antara lain: irama, gradiasi, keseimbangan,
perbedaan/kontras, keselarasan/harmonis, keanekaragaman, klimaks, kesesuaian/format
dan kesatuan.
Bila kita mengamati sebuah
pertunjukan wayang kulit purwa secara jeli,maka akan nampak pada kita beberapa
elemen-elemen dasar komposisinya (gerak, desain panggung dan sebagainya) yang
diwujudkan dalam ruang pentas sebagai unsure-unsur teraga seni rupa. Gerak-gerakan
wayang yang dilakukan oleh sang Dalang akan nampak pada pemirsa sebagai bentuk
garis dalam ruang panggung. Bentuk garis tersebut tercermin oleh gerakan boneka
wayang yang dilakukan oleh sang dalang baik berupa garis lurus, irama dan garis
gerigi. Garis tersebut terbentuk berdasarkan adegan yang sedang dipertunjukan. Disain
dramatik yang didukung oleh disain musik, dinamika dan tema turut membantu
terciptanya perangkat teraga seni rupa di panggung. Piranti dipanggung baik
yang digunakan oleh pendukung acara maupun alat yang dijadikan sebagai media, akan
kita lihat perangkat teraga seni rupa berupa: warna, tekstur dan nada.
Sedang perangkat tidak teraga seni rupa yang berjumlah
Sembilan tidak lain adalah elemen-elemen estetis dari sebuah komposisi
pertunjukan wayang.Ada beberapa istilah yang berbeda,tetapi pengertiannya sama
saja.Irama tidak berbeda dengan penguragnan estetis komposisi pertunjukan
wayang.Gradiasi dapat disamakan dengan peralihan (transisi) dari adegan yang
satu pada adegan yang lain dan runtutan atau kesinambungan.Perbedaan kedua
perangkat pertunjukan wayang dan seni rupa ini hanyalah pada penerapannya ke
medium yang memang telah berbeda.Jadi dapat dikatakan bahwa semua unsure seni
rupa baik yang teraga maupun yang tidak teraga terdapat dalam pertunjukan
wayang yang baik. (Halilintar Latif ,1987:7)
Unsur
Garis
Unsur garis sebagai perangkat teraga
seni rupa dapat disaksikan pada gerakan-gerakan wayang melalui tangan yang
dimainkan oleh dalang. Garis juga dapat disaksikan pada keseluruhan boneka
wayang yang berfungsi sebagai hiasan, termasuk garis yang digunakan dalam
membentuk kontur motif-motif ragam hias yang digunakan tokoh wayang.
Unsur
Warna
Unsur warna dapat dinikmati dalam
busana wayang, boneka wayang, setting serta tata cahaya, warna tersebut dipakai
sebagai symbol-simbol tertentu pada tokoh-tokoh wayang. Dalam boneka wayang
kulit pada umumnya badan wayanglah yang dicat dengan warna meskipun yang
dipakai warna emas. Hal ini dimaksudkan agar badan wayang tampak menonjol
apabila dilihat jauh. Demikian pula halnya dengan pemberian warna yang mencolok
pada wajah dan badan wayang.
Unsur wanda sebagai salah satu
unsure medium rupa berperan penting untuk memantapkan “rasa” suatu tokoh.
Kemantapan ini bisa dicapai kerena ada kesesuaian antara suasana adegan dengan
wanda tokoh yang digunakan wanda. Wanda tersebut menggambarkan watak dasar,
lahir batin wayang pada kondisi mental tertentu. Watak dasar tersebut
dilukiskan dengan pola pada mata, hidung, mulut, warna wajah,posisi dan
perbandingan ukuran tubuh, serta suaranya yang dibawakan oleh sang dalang.
Suasana batin tokoh wayang dillukiskan dengan raut mukanya, nuansa warnanya,
proporsi panjang garis yang menghubungkan titik-titik tertentu pada tubuhnya,
serta besar kecilnya sudut tertentu.
Unsur
Ruang
Unsur ruang jelas tercipta dalam
sebuah pertunjukan wayang yang bersifat tiga dimensi. Melalui semua elemen
dasar dan elemen estetis komposisi wayang tercipta sebuah bentuk dalam ruang
yang berpengaruh pada waktu dan tenaga. Ulangan-ulangan gerak atau musik dalam
pertunkjukan wayang member kesan irama sebagai perangkat tidak teraga seni
rupa. Juga peralihan, kesinambungan, kontras, keselarasan, variasi yng sesuai
dengan porsinya dalam membangun kllimaks sebuah komposisi wayang merupakan
irama seni rupa.
Unsur
Keseimbangan
Unsur keseimbangan atau simetris
yang merupakan perangkat tidak teraga seni rupa, dalampertunjukan wayang dapat
ditinjau secara menyeluruh. Hal ini bisa dibuktikan karena pertinjukan wayang
umumnya adalah gerakan tubuh yang dimainkan sang dalang. Dengan demikian pertunjukan
wayang adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti. Keseimbangan juga
menyangkut perimbangan antara unsure gerak dan musik, posisi dan posisi,
karakter (wanda) dan cerita musik, piranti, control gerak dan keseimbangan
komposisi secara keseluruhan.
Unsur
Klimaks
Unsur klimaks dalam seni rupa
merupakan pusat perhatian atau fokus yang diperoleh melalui kontras atau
variasi warna dan bentuk. Sedang klimaks dalam pertunjukan wayang dapat dilihat
melalui alur dramatic yang menanjak sejak awal pertunjukan hingga tancap gayon.
Unsur seni rupa yang lebih konkrit bisa disaksikan pada
sebuah pertunjukan wayang kulit Purwa diatas panggung antara lain pada busana
wayang, tata rias, tata cahaya(lighting), setting (dekorasi), piranti panggung
dan piranti wayang.
Busana
atau kostum
Busana atau kostum yang terdapat
dalam bonekawayang adalah bagaian dari seni rupa ,unsure ini yang pertunjukan
wayang paling banyak dijumpai pada wayang kulit purwa dan merupakan pakaian
tokoh tertentu dan kalau letak tata busananya dirubah ,maka wayang tersebut
menjadi berlainan sifat dan karakternya. Selain itu busana wayang yang
digunakan tokoh tertentu mempunyai peranan simbolis sebagai alat bantu
menghidupkan perwatakan, memberikan kemungkinan gerak demi kebutuhan sang
dalang secara utuh. Unsur rias dalam wayang membantu mewujudkan ekspresi muka
pada tokoh wayang. Rias tersebut sanagat berkaitan dengan warna yang digunakan
untuk dalam menghidupkan suasana pertunjukan . Selain itu rias mewujudkan ide
pembuat wayang melalui penataan wajah,kepala dan menjaga efek tata lampu yang
kuat.
Unsur
tata cahaya atau tata lampu (lighting)
Unsur tata cahaya atau tata lampu
pada umumnya telah lazim digunakan pada pertunjukan-pertunjukan seni .Khusus
pada pertunjukan wayang peranan lampu sangat penting,karena disamping sebagai
alat untuk menghadirkan baying-bayang wayang dibelakang layar,juga sebagai alat
untuk menciptakan suasana pagelaran yang dikehendaki oleh sang dalang
berdasarkan lakon dan adegan cerita.meskipun lampu-lampu yang digunakan dalam
pertunjukan wayang tidak semeriah dengan
lampu yang digunakan pada pagelaran tari dan teatert,akan tetapi fungsi tata cahaya lampu
dalam menghidupkan suasana pertunjukansangat berpengaruh.
Dekorasi
Panggung
Fungsi dekorasi panggung pada
prtunjukan wayang jelas merupakan unsure seni rupa yang sangat di butuhkan, dan
menjadi hal utama yang harus diperhatikan karena berkaitan ddengan
penataan-penataan tokoh-tokoh wayang.
Unsur
tatahan
Unsur tatahan pada wayang adalah
unsur yang palin menonjol dalam pembuatan boneka wayang kulit Purwa bahkan
tatahan tersebut menggunakan unsur-unsur seni rupa yang lain seperti unsur
titik yang disebut tatahan bubukan dan unsur garis atau tatahan tratasan. Dalam
tatahan wayang terdapat beberapa nama dan jenis masing-masing tatahn ersebut
secara utuh digunakan pada seluruh boneka wayang kulit Purwa dengan
memakai alat yang bernama tatah kuku dan tata lantas.
Dalam beberapa penjelasan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa dalam pertunjukan wayang kulit Purwa, unsur-unsur seni rupa dan unsur
wayang menyatuh dan tidak dapat dipisahkan, bahkan keduanya tidak dapat
dibedakan. Kedua unsur seni tersebut saling mendukungtanpa ada yang berusaha
mendominasi yang lainya. Dalam hal ini mungkin ada pengamat pewayangan akan
berkata bahwa dalam pertunjukan wayang kulit Purwa semua unsur-unsur dalam
pertunjukan tersebut adalah elemen wayang, sedang pengamat seni rupaakan
berkata bahwa semua unsur-unsur yang terdapat dalam pertunjukan wayang adalah
elemen seni rupa yang bergerak. Hal itu dapat dibenarkan dan tidak perlu
dipermasalahkan oleh penciptanya, sebab karya seni dapat hanya mewakili apa
yang diperkirakan oleh kita saja tetapi dia hadirdengan kemungkinan multi
interpretasi.
|
Demikianlah sederetan tulisan mengenai unsur-unsur seni
rupa dalam pertunjukan wayang kulit purwa, meskipun tulisan yang penulis
sampaikan ini belum bisa dipaparkan secara sempurna dan lebih detail akan
tetapi setidak-tidaknya penulis telah berusaha mengkaitkan beberapa unsur seni
rupa yang terdapat pada pertunjukan wayang berdasarkan pengamatang penulis.
Sebagai akhir tulisan, penulis sangat mengharapkan kritikan-kritikan yang
sifatnya membangun karya-karya selanjutnya
dapat disusun lebih sistematis, menarik, lebih rapi dalm menggunakan kalimat.
Cat:
(Tulisan ini telah diterbikan oleh Jurnal Harmoni Pendidikan Seni Rupa FKIP Unismuh Makassar)
saya sedang penelitian pak, mengenai seni rupa pada wayang kulit purwa..
BalasHapussaya minta ya pak tulisan.a.. walaupun sebener.a saya harus cari literatur.a..
sedikit menarik blog.a :)
oya kalau bapak sempat baca komentar saya..
saya boleh tahu pak literatur yang saya bisa dapti dari seni rupa pada wayang kulit purwa ini ??
terimakasih pak andi..
ide saya menulis unsur seni rupa pada wayang ketika menyaksikan pertunjukan wayang disolo,buku yang saya jadikan refrensi tidak terlalu banyak, tapi sejarah wayang purwa dijelaskan beberapa keterkaitan antara seni rupa dan seni pertunjukan wayang.(andi etal penulis)
BalasHapusyou're not giving me what I want
BalasHapusterima kasih pak dosen, tenyata wayang kulit juga merupakan seni dan budaya yang tak kalah populer di Bali
BalasHapusArtikel yang bagus... Saya ingin berbagi artikel tentang Pertunjukan Liu Sanjie di http://stenote-berkata.blogspot.hk/2017/12/teater-liu-sanjie-di-yangshuo.html
BalasHapusLihatlah juga videonya di Youtube https://youtu.be/LGSdvSa0tg0
Panjang bgt
BalasHapusIya yah ppat
HapusGak jelas lu
HapusPanjang banget
BalasHapusTidak masuk akal🗿
BalasHapusAsuuuuu
BalasHapus